Pertandingan semi final Copa Indonesia antara kesebelasan Persipura Jayapura melawan Persija Jakarta yang dimenangkan Persipura 3-2 berakhir ricuh. Suporter kesebelasan Persija mengamuk dan melampiaskan kemarahannya dengan melempari petugas keamanan dengan batu. Kemarahan itu disebabkan karena Tim kesayangan mereka kalah. Bentrokpun tak dapat dihindari. (Repro Media Kamis 10/1/2008 ).
Itulah penggalan berita yang saya saksikan pada hampir semua media. Berita di atas hanyalah satu contoh cerminan sepakbola kita yang belum juga beranjak jauh. Dunia sepakbola Indonesia terus-menerus menerbitkan rasa kasian kita. Kualitas pemain dari waktu kewaktu tidak mengalami peningkatan bahkan justru terjadi penurunan bila dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. PSSI sebagai induk organisasi sepakbola tanah air tak dapat berbuat banyak.Pengurus PSSI saling gontok-gontokan. Puluhan pelatih bertaraf internasional telah berupaya memoles tim nasional. Tapi hasilnya: nol.
Alhasil, jangankan untuk masuk Piala Dunia, untuk mengikuti Piala Asia saja tim kita tidak berkutik. Yang menyedihkan di level SEA Games tim kita nyaris babak belur dihantam Vietnam dan Laos, negara yang penduduknya hanya seperempat penduduk pulau jawa. Bayangkan. Keadaan tersebut kian diperparah oleh ulah suporter hampir semua kesebelasan kita. Kasus Persipura vs Persija di atas hanyalah salah satu contoh. Para suporter kita dari tim manapun dia cenderung selalu mencari pembenaran untuk melakukan amuk dan onar. Alasannya kadang tidak masuk akal. Wasit yang dirasa tidak adil, ulah suporter lain maupun petugas keamanan yang tak akrab. Alasan yang biasanya dicari-cari saja supaya para suporter itu punya dasar untuk membikin kekacauan. Kasian benar dunia sepakbola kita..(**)
Itulah penggalan berita yang saya saksikan pada hampir semua media. Berita di atas hanyalah satu contoh cerminan sepakbola kita yang belum juga beranjak jauh. Dunia sepakbola Indonesia terus-menerus menerbitkan rasa kasian kita. Kualitas pemain dari waktu kewaktu tidak mengalami peningkatan bahkan justru terjadi penurunan bila dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. PSSI sebagai induk organisasi sepakbola tanah air tak dapat berbuat banyak.Pengurus PSSI saling gontok-gontokan. Puluhan pelatih bertaraf internasional telah berupaya memoles tim nasional. Tapi hasilnya: nol.
Alhasil, jangankan untuk masuk Piala Dunia, untuk mengikuti Piala Asia saja tim kita tidak berkutik. Yang menyedihkan di level SEA Games tim kita nyaris babak belur dihantam Vietnam dan Laos, negara yang penduduknya hanya seperempat penduduk pulau jawa. Bayangkan. Keadaan tersebut kian diperparah oleh ulah suporter hampir semua kesebelasan kita. Kasus Persipura vs Persija di atas hanyalah salah satu contoh. Para suporter kita dari tim manapun dia cenderung selalu mencari pembenaran untuk melakukan amuk dan onar. Alasannya kadang tidak masuk akal. Wasit yang dirasa tidak adil, ulah suporter lain maupun petugas keamanan yang tak akrab. Alasan yang biasanya dicari-cari saja supaya para suporter itu punya dasar untuk membikin kekacauan. Kasian benar dunia sepakbola kita..(**)
dalam suatu talkshow di sctv, dimana mengundang perwakilan suporter, salah seorang suporter bilang : "jangan menjadikan suporter sebagai kambing hitam terpuruknya sepakbola indo". aku cuma senyum kecut aja.. :P